Skenario Terbaik

Ketika keinginanmu tak sesuai dengan kehendak-Nya, maka biarkan kehendak-Nya yang menjadi skenario terbaik bagi hidupmu. Karena Dia Maha Tahu segala tentangmu.

Tetaplah Allah menjadi kekuatanmu, Dan selalu beristighfarlah karena Istighfar adalah senjata yang akan membawa kembali kepada Allah dan dapat meringankn kesulitan apapun.

Tetaplah bersandar pada Sang Pencipta Kehidupan,,,,

Selamat menjalankan Ibadah, semoga kita tetap selalu sehat, bahagia dan bersyukur.
Aamiin

SOMBONG

Berhati hatilah akan timbulnya kesombongan, merendahkan orang lain karena merasa lebih baik

Setan dikeluarkan dari surga bukan karena tidak beriman tapi menolak perintah karena merasa mulia dan merendahkan manusia

Surat 28, Al Qasas
قَالَ اَنَا خَيۡرٌ مِّنۡهُ‌ ؕ خَلَقۡتَنِىۡ مِنۡ
نَّارٍ وَّخَلَقۡتَهٗ مِنۡ طِيۡنٍ

  1. (Iblis) berkata, “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
    قَالَ فَاخۡرُجۡ مِنۡهَا فَاِنَّكَ رَجِيۡمٌ
  2. Allah berfirman, Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk.

Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong

Memilih Teman

Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya.

Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya.

Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering bergaul, seperti itulah cerminan diri Anda.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.

Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, karenanya hendaklah salah seorang diantara kalian mencermati kepada siapa ia berteman.”
Hadits Tirmidzi Nomor 2300.

Biografi singkat 10 ulama salaf

10 ULAMA BESAR YANG DIKRIMINALISASI OLEH PENGUASA

*Imam Syafi’i

Murid beliau, juga mengalami hal yang susah bersama penguasa. Imam Syafii dituduh sebagai pendukung Syiah oleh pendengkinya, Mutharrif bin Mâzin. Bahkan dia memprovokasi Khalifah Harun Ar-Rasyid untuk menangkap Imam Syafii dan orang-orang alawiyin. Diutuslah Hammad al-Barbari untuk menangkap Imam Syafii dan orang-orang alawiyin. Ia dirantai dengan besi bersama orang alawiyin dari Yaman hingga Raqqah, kediaman Harun Ar-Rasyid [Siyaru A`lâm al-Nubalâ, 8/273]. Bayangkan, betapa sengsaranya dirantai dengan besi dari Yaman hingga Baghdad.

*Ahmad bin Hanbal

Murid beliau pun, Imam Ahmad bin Hanbal juga pernah mengalami nasib yang lebih menyakitkan dengan penguasa. Ia dicambuk, dipenjara selama 30 bulan oleh Mamun gara-gara tidak mengakui kemakhlukan al-Quran sebagaimana yang diyakini mu`tazilah [al-Kâmil fi at-Târîkh, 3/180].

*Imam Bukhari

Imam Bukhari pun akhirnya pergi dari negerinya karena “berusaha disingkirkan” oleh Penguasa Dhahiriyah di Bukhara saat itu, Khalid bin Ahmad al-Dzuhali. Penyebabnya, Imam Bukhari menolak permintaan Khalid untuk mengajar kitab “al-Jâmi`” dan “al-Târîkh” di rumahnya. Bukhari beralasan, seharusnya yang butuh ilmulah yang mendatanginya, bukan ulama yang mendatangi yang butuh. Pada akhirnya, Bukhari meninggalkan negerinya [Târîkh Baghdâd, 2/33].

*Imam Nawawi

Menurut Ibnu al-Aththar, Imam Nawawi adalah ulama yang berani berhadapan langsung dengan penguasa. Demi kebenaran, dia tidak takut dicela. Jika tidak mampu menghadapi secara langsung, beliau menyampaikan kritik dengan mengirim surat.

Dan Begitu Banyak Ulama² Yang Dipenjara Oleh Penguasa.

*’sa’id bin Musayyab

Seorang ulama besar bernama Said bin al-Musayyib pernah mengalami kriminalisasi saat menolak baiat kepada putra Abdul Malik (al-Walid dan Sulaiman) sebagai ganti dari Abdul Aziz bin Marwan, akhirnya Hisyam bin Ismail [selaku Gubernur Madinah] memberi sanksi 60 cambukan kepadanya, dan dipenjara. [Siyaru Alâm An-Nubalâ, 5/130] Pada riwayat lain bahkan Said diboikot, tidak diajak bicara[al-Thabâqatu al-Kubra, 5/128], bahkan dicambuk [Siyaru Alâm An-Nubalâ, 4/232].

*Sa’id bin Jubair

Lebih parah dari itu peristiwa itu, Said bin Jubair seorang Tabiin dipenggal kepalanya oleh Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi, yang merupakan panglima ‘bertangan besi’ dari kekhilafaan Umawi, gara-gara menentang khilafah Umawi bersama Ibnu al-Asyats [Wafayâtul Ayân, 2/373] Demi memegang kebenaran, ia tak gentar kalaupun pada akhirnya harus gugur.

*Abu Hanifah

Pada zaman khilafah Abbasiyah, Imam Abu Hanifah dicambuk [Târîkh Baghdâd, 13/327] dipenjara oleh al-Manshur gara-gara menolak dijadikan Qadhi.
Pada era Dinasti Umawiyah, tepatnya ketika Marwan bin Muhammad menjadi penguasa. Imam Abu Hanifah ditawari jabatan hakim, namun beliau bersikukuh untuk menolaknya. Akibatnya, di daerah bernama Al-Kinasah, beliau dicambuk seratus kali. Bahkan sebelumnya, ketika Sang Imam menampik tawaran Ibnu Hubairah menjadi pengurus Baitul Mal, akhirnya beliau pun dicambuk.
[Siyaru A`lam An-Nubalâ, 6/401]

*Tsufyan Ats-Tsauri

Senada dengan kisah tersebut, Imam Sufyan Ats-Tsauri pun pernah berselisih dengan al-Mahdi lantaran tidak mau dijadikan Qadhi, sampai akhirnya ia lari ke Bashrah [Hilyatul Auliyâ, 40/7-41]

*Malik bin Anas

Nasib Imam Malik bin Anas juga tak jauh lebih indah, beliau dicambuk karena membangkang pada perintah Abu Jafar al-Manshur, lantaran tetap meriwayatkan hadits, “Tidak ada talak bagi orang yang dipaksa.”[Wafayâtul Ayân, 4/137].

Wahid Abdussalam Bâli dalam buku “Ulamâ wa Umarâ`” (1410: 181) menceritakan konflik Imam Malik dengan penguasa. Alkisah, Ja’far bin Sulaiman –sepupu Abu Ja’far Al-Manshur- berniat buruk kepada Imam Malik. Dituduhkan rumor bahwa beliau tidak mengakui kepemimpinan Ja’far Al-Manshur. Mendengar berita itu, kuping Abu Ja’far panas, lalu memerintahkan kepada tentaranya untuk mencambuk beliau.

*Ibnu Taimiyah

Nasib ulama lain yang tidak kalah susah adalah seperti yang dialami Imam Ibnu Taimiyah diadukan kepada Emir Humsh al-Afram, oleh orang-orang sufi. Sampai pada akhirnya karena dianggap membuat keresahan [oleh para pembencinya], ia pun dipenjara, dan meninggal di dalam penjara [al-Bidâyah wa al-Nihâyah, 14/41].

Mutiara Doa

اللهم إني عبدك، وابن عبدك، وابن أمتك، ناصيتي بيدك، ماض في حكمك، عدل في قضاؤك. أسألك بكل اسم هولك، سميت به نفسك، أوأن زلته في گتا بك، أوعلمته أحدامن خلقك، أواستأثرت به في علم الغيب عندك، ان تجعل القرآن ربيع قلبي، ونورصدري، وجلاءحزني، وذها ب همي.

Ya Alloh, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki2-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku berada si tangan-Mu, hukum-Mu berlaku terhadap diriku dan ketetapan-Mu adil pada diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namai diri-Mu dengannya, atau yang Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, maka aku mohon dengan itu agar Engkau jadikan al Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku, serta penghalang dari kesusahanku.

[HR Ahmad I/391, 452, al Hakim I/509, Ibnu Hibban 2372]