Tag Archives: anshori djabbar

Kebahagiaan

Kebahagiaan, manusia mana yang tak bercita-cita untuk mendapatkannya. Seluruh manusia hidup, bagaimanapun kondisinya, apapun profesinya, apapun pangkat derajatnya, apapun agamanya, siapapun dia, tua ataukah muda, lelaki ataukah wanita, miskin atau kaya, jelata atau penguasa, berusaha bekerja untuk mencapai bahagia.

Buruh, pengusaha, pedagang, tentara, cendekiawan, budayawan, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, ahli ibadah bersungguh-sungguh, berpayah-payah ketika ditanya tujuan akhirnya, jawabannya ingin hidup berbahagia.

Nah, dimana kebahagiaan itu? apa dan bagaimana kebahagiaan? Sungguh ironis kebanyakan manusia tidak mengerti atau bahkan tidak mau mengerti substansi bahagia. Sehingga betapa banyak manusia berusaha berjuang mengejar kebahagiaan, namun yang didapatkannya hanya penderitaan.

Nabi kita Nabi Muhammad SAW bersabda:

”Barangsiapa yang menginginkan dunia dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat dengan ilmu,
Barangsiapa yang menginginkan keduanya dengan ilmu.”

Sekarang tentang ilmu itu sendiri, Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mulk (67) ayat 26:

”Sesungguhnya ilmu itu berada disisi Allah…”

Sudahkah kita berusaha mendapatkan ilmu dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Allah? Artinya jika kita ingin berbahagia maka kita harus senantiasa mendekat dan mengetahui ilmu langsung dari sumbernya yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasul SAW.

Penyakit hati

Ketika tubuh terasa lemah dan letih, kepala terasa sakit atau gigi nyeri, dengan segera kita mencari dan membeli obat untuk menyembuhkan penyakit-penyakit itu. Jika ternyata dengan obat-obat tersebut sakit tak kunjung jua sembuh, maka dengan segera kita berusaha mencari dokter, tabib, atau sinshe yang ahli untuk mendiagnosa dan mengobati. Untuk menyembuhkan penyakit-penyakit fisik ini berapapun biayanya kita tak perduli. Namun jika virus iri dan dengki, sombong dan selalu ingin dipuji, malas, kikir, tak mau terima kasih, atau berbagai macam penyakit hati menjangkiti, kita sering lalai tak sadar apalagi mengerti. Berusaha mendiagnosa dan mengobati? Jauh panggang dari api.

Memang ironi, padahal suri tauladan kita, hamba pesuruh kekasih Allah SWT, Nabi Muhammad SAW bersabda:

”Ketahuilah, sesungguhnya didalam tubuh ada segumpal darah. Bila ia baik
maka baiklah seluruh tubuhnya, dan bila ia buruk maka buruklah seluruh tubuhnya. Ia adalah hati”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata;

”Hati adalah raja, anggota badan adalah tentaranya. Bila rajanya baik, baik pula pasukannya,
bila rajanya jahat maka jahat pula pasukannya.”

Allah SWT berfirman dalan surat Asy Syu’ara (26) ayat 88-89:

”(yaitu) di hari tak ada gunanya lagi harta dan anak-anak (88)
Kecuali siapa yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (89)”

Sudahkah kita bertanya pada diri kita, pernahkah kita men-general check up, memeriksa, adakah kita terserang penyakit hati?

Amal terbaik

Jika kita melihat kedalam diri, ternyata kita hanya mempunyai waktu 24 jam perhari. Kita tak mampu melek terus selama 24 jam perhari. Kita hanya mampu terjaga, bangun, berangkat bekerja, beramal. Tapi kita harus istirahat, kita perlu makan, kita perlu minum, kita perlu tidur.

Mau atau tidak mau ternyata kitapun tidak bisa sehat terus, ternyata kita pun tak mampu hidup terus. Ketahuilah, ikhlas atau terpaksa, mau atau tidak mau, kita akan mati dam kita pasti akan kembali pada Ilahi rabbi. Pertanyaannya adalah untuk apa hidup kita ini? Dan Bagaimana memanfaatkan hidup kita ini? Apa yang kita gunakan, apa yang kita amalkan, baik atau tidak baik, sesungguhnya akan dimintakan pertanggungan jawab nanti. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mulk ayat 2:

”Dia Allah yang menciptakan kita, mati dan hidup bagi kita, untuk melihat dan
mengetahui siapa yang paling baik amalnya..”

Apakah kita membuat amal yang terbaik selama hidup kita ini? Atau kita menyia-nyiakannya…