اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ القَضَاءِ، وَبَرْدَ العَيْشِ بَعْدَ المَوْتِ، وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ الكَرِيمِ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلاَ فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَعْتَدِيَ أَوْ يُعْتَدَى عَلَيَّ، أَوْ أَكْتَسِبَ خَطِيئةًَ أَوْ ذَنْباً لاَ تَغْفِرُه
Yaa Allah, aku mohon kepada-Mu ridho terhadap ketentuan-Mu yang telah Engkau tetapkan untukku, kelapangan hidup setelah mati, kenikmatan memandang wajah-Mu yang Mulia dan kerinduan untuk bertemu dengan-Mu, tidak didalam kesusahan yang menyedihkan maupun dalam cobaan yang menyesatkan. Aku berlindung dengan-Mu dari men-zhalimi dan di zhalimi, menyerang atau diserang atau membuat kesalahan dan dosa yang tidak Engkau ampuni.
Tag Archives: hikmah
Serial mengenal pribadi Rasulullah Saw 1
Mengenal Rasululloh SAW lebih dekat…
Sahabat yang dicintai Allah
Diriwayatkan dari Qatadah ia berkata, “Aku bertanya kepada Anas, ‘Sandal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu seperti apa?” ia menjawab, “Sandalnya mempunyai dua tali.”
Abu Isa berkata, “Hadits ini derajatnya hasan shahih.”
(HR Tirmidzi)
Orang Beruntung
Setiap orang pasti ingin ‘beruntung’ dalam hidupnya.
Allah SWT telah menegaskan siapa orang yang ‘benar-benar beruntung’ melalui firman-Nya:
“Siapa yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh dia telah beruntung.”
(QS. Ali Imran:185).
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Rasul, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepada-nya (Al-Qur’an), merka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Al-A’raaf:157).
Amal dan Hisab
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih (pahalanya) untuk dirinya sendiri…”. (QS.41.Fushshilat:46).
Maksudnya, barangsiapa mengerjakan amal di dunia ini karena taat kepada Allah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, ‘falinafsihi/untuk dirinya sendiri’, maka amal shalihnya itu untuk dirinya sendiri, karena ia pasti diberi balasan sesuatu yang telah dijanjikan Allah, yaitu surga, dan selamat dari neraka.”
(Tafsir Ath-Thabari).
“Seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya.”
(QS.53.An-Najm: 39).
Demikian pula seseorang tidak dihisab kecuali berdasarkan usaha, upaya, dan amalnya. Dia tidak memperoleh tambahan sedikit pun dari usaha orang lain dan tidak dikurangi sedikit pun karena diberikan kepada orang lain.
Kehidupan dunia ini merupakan kesempatan yang diberikan kepada-nya supaya berusaha dan beramal.
(Tafsir fi Zhilalil Qur’an 11/83).
Menjelang Ramadhan
Pernahkah kita berdoa kepada Allah agar jantung kita tetap berdetak pagi ini?
Tapi Alhamdulillah saat ini kita menikmati pagi dengan jantung yang masih berdetak, padahal kita tidak pernah memintanya.
Pernahkah kita berdoa kepada Allah agar angin tetap berhembus sehingga kita dapat menghirup oksigen pagi ini?
Tapi Alhamdulillah pagi ini kita bangun dengan udara yg segar, padahal kita tidak pernah memintanya.
Pernahkah kita merenungkan bahwa ternyata ada begitu banyak karunia Allah yang kita nikmati, padahal kita tak pernah memintanya?
Lantas mengapa hanya karena ada do’a yang belum dikabulkan, sudah berprasangka buruk kepada Allah.
Seakan lupa atas begitu banyak karunia-Nya.
Tanpa sadar kita merasa putus asa, “Saya sudah berdo’a.. tapi Allah tidak mengabulkan do’aku”.
Betapa sulitnya untuk berrsyukur dan berterimakasih,
Walau sesungguhnya begitu banyak limpahan karuniaNya .
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS: Ar-Rahman)
…….
Ketika dalam kesulitan orang orang meninggalkanmu, itu bisa jadi karena Allah Sendirilah yang akan mengurusmu. (Imam Syafi’i)
Dalam hidup ini,
Terkadang bukan rezeki yang kurang, tapi keinginan yang nggak pernah berkurang.
Sebenarnya
Daun yang gugur bukan karena dia kalah, tapi karena tugasnya telah selesai.
Matahari bukan tenggelam, tapi dia sedang bersinar ke belahan bumi lainnya.
diam, bukan berarti kita lelah atau selesai..
tapi memang ada kalanya kita harus melakukan hal demikian.
Siapkan diri
Menyambut bulan penuh barakah
Demi Masa…
Pernahkah kita menghitung hidup kita yang terbatas dan tak mungkin diganti walau hanya satu detikpun hilang…. Hilang karena kemubaziran yang kita sengaja, disadari atau tanpa disadari.
Pernahkah kita melakukan sesuatu yang dengannya kita berharap mendapatkan yang kita harap, namun ternyata membuahkan yang tidak kita harap.
Pernahkah kita melihat atau mengalami sesuatu yang kita anggap akan membuat kita bebas, puas, senang, bahagia, namun ternyata kenyataannya memenjara, kecewa, sedih, dan merana.
Pernahkah kita berada ditempat terang namun hati tetap terselubung kelak, akankah kita mau terombang ambing dalam gelombang dahsyat kehidupan dan kemudian tenggelam kedalam kegelapan yang pekat hitam berputar dalam pusaran derita tak berujung.
Ingatkah kita dengan firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Ashr (103) ayat 1-3
”1. Demi masa, 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Yang manakah yang akan kita jalani?…
Menjadi Manusia pilihan
Semoga kita adalah salah seorang hamba diantara jutaan hamba yang berupaya menjadi hamba yang beriman kepada Allah SWT, yang bertasbih dengan memuji-Nya, yang mengakui keagungan dan kemuliaan-Nya. Hidup dari limpahan nikmat karunia kasih sayang-Nya. Kita adalah salah seorang yang berupaya mengenal Yang Maha melalui guru-guru yang mengajarkan kitab, petunjuk, pedoman hidup, yang diturunkan kepada hamba dan pesuruhnya nabi kita Nabi Muhammad SAW Al Qur’anul karim.
Kitapun adalah seorang yang berupaya hidup sesuai tuntunan suri tauladan Nabi Muhammad, kekasih Allah SWT, SAW. Hingga pikiran dan hati merasa tentram, rela, ridho, menghamba hanya kepada Allah SWT.
Melalui perenungan, ternyata kita manusia adalah manusia yang kaya akan kontradiktif. Lemah namun haus kekuasaan, fakir namun tak terhingga hayalan tentang kekayaan, umur yang singkat namun cita-cita tak terbatas, fisik yang kecil namun kebutuhan yang tak ada habis-habisnya, terbatas namun tak pernah puas.
Manusia diciptakan sebagai makhluk terhormat dimuka bumi. Manusia sebagai hamba dan khalifah. Manusia sebaik-baiknya ciptaan. Namun jika manusia melepaskan jati dirinya sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi, sesungguhnya dia akan menjadi serendah-rendahnya makhluk, sehina-hinanya, bahkan lebih rendah dan lebih hina dari binatang
Allah SWT telah berfirman dalam Al Qur’an surat At Tiin (95) ayat 4-6:
”sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan
ketempat yang serendah-rendahnya, kecuali manusia yang beriman dan mengerjakan amal sholeh,
bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”
Yang manakah yang kita mau?…..