Taushiah KH Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Gontor Ponorogo Pada acara Silaturahim Alumni Gontor Putri IKPM Jakarta, 31 Januari 2015, di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Alazhar, Jakarta.
Kita bersyukur bahwa Pondok Modern Gontor hari ini terus bergerak dan mengalami kemajuan. Hari ini kita menyaksikan salah satu kemajuan Pondok Modern Gontor yang luar biasa. Hari ini kita juga menyaksikan di sini, cucu-cucu Trimurti ada di sini. Andaikata Trimurti dibangkitkan, pasti akan banjir air mata bahagia.
Pesantren ini sekarang banyak diirikan oleh orang lain. Karena memang pendidikan pesantren bisa mandiri, mengatur diri sendiri tanpa intervensi dari pihak manapun.
Ada tiga unsur yang didapatkan oleh para santri dan santriwati Pondok Modern Gontor, yaitu MU’AMALAH, MU’ASYARAH, DAN MUKHALATHAH. Mu’amalah adalah pergaulan yang baik antara santri/santriwati dengan guru-gurunya. Mu’asyarah adalah interaksi yang intensif dengan iklim pendidikan yang baik, dan mukholathoh, di mana guru tidak hanya memerintahkan, tetapi juga melaksanakan seperti apa yang dilaksanakan oleh para santri. Ketiga hal ini lalu dibungkus dengan keikhlasan, maka jadilah suasana pesantren yang sulit ditiru lembaga lain.
Apa yang terjadi sekarang adalah hasil perjuangan sebelumnya. Dirimu sekarang adalah hasil dari didikan para pendahulu. Nilai-nilai yang sekarang berjalan adalah hasil dari para pengasuh sebelumnya.
Nilai-nilai pondok yang baik harus “diwariskan”. Diwariskan, bukan ditransfer atau ditransformasikan. Mentransfer dan mantransformasikan artinya hanya memindahkan, dan belum tentu memiliki. Tetapi kalau mewariskan, sudah pasti memiliki. Yang diwariskan adalah apa yang sudah dimiliki.
Pondok ini dinamis, bergerak ke depan, bukan ke belakang. Kehidupan yang ada di pondok yang membuat seseorang berhasil.
Hidupkanlah nilai-nilai yang ada di pondok di mana saja kalian berada.